Jumat, 11 Juni 2010

merasa Tuhan tidak AdiL


Hei sobat hari ini aku merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuat seluruh ruhku seakan terlepas oleh raganya. Semuanya gelap, mendung, sunyi dan tenang tapi sepi! Ini bukan bicara tentang kematian ini cerita tentang sesuatu yang telah lama menanti. Sebuah gunung kepastian yang telah mengerucut akhirnya meletus juga. Sama halnya dengan menuntun waktu yang berlari, menjemerumuskan ke dalam lubang dimensi lain hingga aku terseret-seret tidak bisa lagi menahan kaki untuk tetap berdiri. Betapa berat beban itu tetapi pantang untuk menjatuhkannya. 



Rasa ini kemudian membeku untuk sekian detik waktu, namun mencair hingga  membasahi wajahku. Aku pastinya terbangun oleh mimpi-mimpi tentang " seandainya " yang tertanam dalam benaku sekian lama ini. Bolehkah seorang laki-laki menangis atau haram hukumnya. Tak peduli gonggongan anjing, pastinya kafilah kan berlalu.  Hahahah serasa menghibur diri dari situasi ketidakadilan ini. Tapi itulah hidup, kalau diraba pasti ada benjolannya sana-sini. Tetap harus percaya bahwa suatu cerita yang indah harus ada alur klimaksnya. 

Huff mengadu pada yang berkuasa, mengeluh karena merasa berbeda. Berhenti! bukan lagi anak kecil yang kehilangan kembang gula, merengek-rengek untuk dibelikan lagi. Terimalah apa adanya, memang kehilangan sesuatu itu menyakitkan tetapi harapan, keyakinan takkan pernah sirna.

Aku tetap percaya kepada-MU.

Amin

1 komentar:

jagurdermuluk mengatakan...

Nggak ada dalil yang mengatakan lelaki haram hukumnya menangis. Menangis adalah perasaan alamiah. Jadi, menangislah asal jangan berlebihan. Tuhan selalu adil hanya manusianya yang tak pernah adil. Kita memang selalu tak pernah puas.